Kamus Bahasa Aceh
buleun raja timoh
/bu.lɯn ra.ja ti.moh/lengkung spektrum warna di langit, tampak karena pembiasan sinar matahari oleh titik-titik hujan atau embun; pelangi
buleun si uro
/bu.lɯn si u.rô/perhiasan berupa kalung tradisional wanita Aceh, terdapat 3 untai rantai yg disusun berderet dari atas ke bawah
bulôh
/bu.loh/bambu; aur; buluh
bulut
/bu.lut/basah
bunbun
/bun.bun/tempat persembunyian ikan, udang, dll. terbuat dari rumput dan ranting kayu yg diikat dng tali, merupakan satu kumpulan yg dipasang dalam air; rumpon
buncis
/bun.cis/buncis (Phaseolus vulgaris)
bung
/buŋ/lihat alok
bungkai
/buŋ.kay/ukuran 16 mayam emas, perak, dsb
jeulamѐ lôn watѐ meukawén si– meuh
‘mahar saya waktu menikah sebungkai emas’
bungkôh ranub
/buŋ.koh ra.nub/tempat sirih yg dibawa dalam prosesi pernikahan, biasanya dibungkus dng kain berwarna kuning
bungkuh
/buŋ.kuh/ikan kecil, datang dr laut ke sungai pada waktu tertentu, apabila ia telah besar disebut lulôh; muntah naga
bungong
/bu.ŋoŋ/bunga
bungong campli
/bu.ŋõŋ cam. pli/motif bunga cabai yg berwarna putih, dikaitkan dalam pemberian rasa pada makanan, kesucian hati, dan keikhlasan dalam kehidupan masyarakat
bungöng ceukang
/bu.ŋõŋ cɯ.kaŋ/hiasan rambut pengantin wanita, juga dipakai sehari-hari
bungöng drien
/bu.ŋõŋ drin/1 bunga durian
bungöng drien
/bu.ŋõŋ drin/2 kue yg bentuknya menyerupai kelopak bunga atau kembang, dan proses pembuatannya dng cara digoyang; kembang loyang
bungong gôt-gôt
/bu.ŋõŋ got-got/perhiasan yg dipasang di belakang bungong ok sebanyak 7 tangkai pada barisan pertama, lima tangkai menghadap lurus ke depan pada baris kedua, satu tangkai di sebelah kiri dan kanan, menghadap ke samping, melambangkan cita-cita luhur agar tidak pernah melupakan asal usul; sunting
bungong jeumpa
/bu.ŋõŋ jɯm. pa/1 pohon hijau yg tingginya bisa mencapai 50 m dan diameter batangnya 180 cm, berbatang lurus, memiliki kulit batang yg halus dng warna cokelat keabu-abuan, bunganya ada yg berwarna putih atau kuning serta memiliki aroma wangi yg khas, buahnya berwarna cokelat berbentuk bulat-bulat kecil, tumbuh di dataran rendah, biasanya dijadikan riasan untuk menyambut tamu dan pengharum ruangan, bunga yg sudah kering direndam dalam minyak kelapa untuk obat demam, minyak rambut, menghitamkan rambut; cempaka wangi (Michelia campacha)
bungong jeumpa
/bu.ŋõŋ jɯm. pa/2 motif berbentuk bunga cempaka berwarna putih dan kuning yg menjadi ikon budaya masyarakat Aceh
bungöng kayѐ
/bu.ŋõŋ ka.yɛ/penganan terbuat dari tepung yg digoreng dan diolesi gula, biasanya dihidangkan pada saat intat dara baro
– hidangan dara baro
‘bungong kaye bawaan hidangan rombongan mempelai wanita'
bungong meujuntѐ
/bu.ŋõŋ mɯ.jun. tɛ/perhiasan rambut yg terdiri atas sepasang juntaian bunga (bunga melati, jeumpa, dll.) di samping kanan dan kiri kepala
bungong meulu
/bu.ŋõŋ mɯ.lu/motif bunga melati susun, warnanya putih, bunganya bersusun, dan harum, dimaknai sebagai kesucian hati dan menyebar kebaikan di tengah masyarakat
– puteh meususon meubee that harom di Aceh raya, mandum jitanyeng hudep meukawom, tulong meunulong geutanyo beuna
‘putih tersusun aromanya harum di Aceh jaya, semua hidum berkaum, maka dari itu hendaklah ada tolongmenolong’
bungong reudeup
/bu.ŋoŋ rɯ.dɯp/tumbuhan yg tidak merambat, berduri halus kecil berwarna hitam, durinya pendek rapat berjejer, daunnya seperti daun waru, bunganya berwarna merah, manfaatnya sbg penyangga tanaman lada; pohon dadap
bungong reudeup
/bu.ŋoŋ rɯ.dɯp/2 motif bunga dadap, dimaknai sebagai penyangga bagi tanaman lain (turus) jika pohon penyangganya mati, lada ikut mati (jika tempat bergantung kehidupan mati, matilah kehidupan)
bungong suntèng
/bu.ŋõŋ sun.tɛŋ/hiasan di atas telinga dara baro
bunot
/bu.nõt/pohon yg hidup di pesisir yg berpasir dan berbatu karang, kayunya keras, dipergunakan sebagai bahan pembuat perahu dan tiang kapal (Calophyllum Inophyllum); nyamplung
burôk
/bu.ro?/sebuah pulau dng formasi batu karang, ditumbuhi rerumputan yg menelusup di antara karang, tampak di permukaan air laut
burôk
/bu.ro?/pulau kecil, kosong tak berpenghuni
burông punjôt
/bu.roŋ pun.jot/makhluk halus yg hidup di hutan atau semak belukar, hidup bergulir-gulir di anah, bentuknya spt buah kelapa, biasanya muncul sehabis hujan, gerimis, atau saat maghrib
burut
/bu.rut/menonjolnya suatu alat tubuh atau jaringan ke permukaan tubuh atau ke rongga lain melalui lubang atau saluran abnormal; hernia
busôk
/bu.so?/satuan ukur untuk luas tanah sekitar 125 meter persegi
busu
/bu.su/mainan anak-anak, gagangnya dibuat dari dahan bercabang dua yg pada kedua ujungnya diikatkan tali karet, dan kedua ujung tali karet lain diikatkan pada kulit selebar 3–4 cm, gunanya untuk melontarkan batu kecil; katapel
busu bleut
/bu.su blɯt/katapel yg menggunakan peluru batu
aneuk mit keuneu --
‘anak-anak terkena --’
buting
/bu.tiŋ/monyet berwarna hitam, berbadan besar, mirip dng siamang
buya
/bu.ja/binatang melata (reptilia) berdarah dingin bertubuh besar dan berkulit keras, bernapas dng paru-paru, hidup di air (sungai, laut); buaya
buya
/bu.ya/binatang melata (reptilia) berdarah dingin bertubuh besar dan berkulit keras, bernapas dng paru-paru, hidup di air (sungai, laut), (ada bermacammacam, seperti – pandan, – tembaga, dan sbgnya) (Crocodilus porosus); buaya