Kamus Bahasa Aceh
kabé
/ka.be/membelokkan (perahu) ke kanan, lihat abaih (istilah ini biasa digunakan di daerah Lhokseumawe)
kaca
/ka.ca/perdu yg tumbuh tegak, tinggi hingga 4 m, banyak ditanam karena daun dan bunganya yg wangi, daunnya dijadikan pemerah kuku oleh pengantin perempuan pd malam pernikahan (Lawsonia inermis); pacar; inai; gaca
Kak Linda geuboh – wate rap kawen
‘Kak Linda dipakaikan – saat akan menikah’
kadi
/ka.ḍi/hakim yg bertugas mengadili perkara
kadra
/ka.dra/ikan laut, payau sampai air tawar, panjang mencapai 100 cm, berat 12 kg, sisiknya mirip ikan bandeng, berwarna keperakan dan tubuh atasnya berwarna kehijauan, sirip dada kuning pucat dng bercak keunguan (Crenimugil crenilabis) (istilah ini biasa digunakan
kadra
/kad.ra/ikan yg panjangnya mencapai 100 cm, berat 12 kg, sisiknya mirip ikan bandeng, berwarna keperakan dan tubuh atasnya berwarna kehijauan, sirip dada kuning pucat dng bercak keunguan, hidup di laut, payau, dan air tawar; (Crenimugil crenilabis) (istilah ini biasa digunakan di daerah Aceh Timur dan Lhokseumawe)
kah
/kah/kata ganti orang kedua tunggal untuk sejawat; kau
pakon – trep that trok?
‘kenapa – lama sekali sampai?’
kai
/kay/1 alat ukur untuk takaran beras berbentuk setengah bola, berdiameter sekitar 12 cm, dibuat dr tempurung kelapa yg dibelah dua dan dibersihkan
kai
/kay/2 satuan ukur beras seberat 400 gr
kaja
/ka.ja/1 tali pada pinggir tenda atau pukat (sebagai penguat), tali sambungan antara jerat-jerat
kaja
/ka.ja/2 satuan hitung untuk jerat
kajeung
/ka.jɯŋ/tikar yg dianyam dari daun nipah atau rumbia sebagai atap perahu, penutup padi, dsb
kakaktua
/ka.ka?.tu.wa/catut besar, ujungnya menyerupai paruh burung kakaktua, biasanya dipakai untuk mencabut paku yg tertancap dalam atau untuk memotong kawat
kakap
/ka.kap/lubang pada dasar perahu yg disumbat dng penyumbat kayu untuk mencegah masuknya air
kambam
/kam.bam/salah satu teknik memancing dng membiarkan kail sampai semalaman dan di pertengahan kail diikat pelampung kecil sebagai penanda umpannya dimakan ikan predator
kamèng
/ka.mɛŋ/binatang pemamah biak dan pemakan rumput (daun-daunan), berkuku genap, tanduknya bergeronggang, biasanya dipelihara sebagai hewan ternak untuk diambil daging, susu, kadang-kadang bulunya (Capra); kambing
kamèng
/ka.mɛŋ/kambing
kamèng batѐ
/ka.mɛŋ ba.tɛ/kambing yg hidup di hutan liar atau tidak ada pemiliknya
kamèng chѐk
/ka.mɛŋ ʃxɛ?/kambing yg berukuran kecil, tetapi bukan anak kambing
kamèng gasi
/ka.mɛŋ ga.si/kambing jantan yg sudah dikebiri supaya kambing tersebut lekas besar
kamèng landôk
/ka.mɛŋ lan.do?/kambing jantan berukuran besar, bulunya lebat, tanduknya melingkar, biasanya berbau menyengat; bandot
kamèng plang
/ka.mɛŋ plaŋ/kambing dng warna belang atau berbulu lebih dr satu warna, bisa berwarna putih, hitam, atau cokelat
kamu
/ka.mu/serangga (seperti semut) yg hidup berkelompok, menyukai tempat gelap, lembap, dan hangat, memakan kayu sehingga dapat menyebabkan kerusakan pd bangunan dan struktur kayu, dan merupakan hama bagi kehidupan manusia (Termitoidae); rayap
kandè tujoh mata gantung
/ kan.dɛ tu.jɔh ma.ta gan.tuŋ/lampu yg diisi minyak, terbuat dr tembaga bermotif pucok reubong, berbentuk melingkar seperti bintang dng tujuh bagian sumbu, digantung dng rantai pd bagian rumah Aceh, sudah ada sejak abad ke-17 M
kandông
/kan.doŋ/kantong peranakan; rahim
kandran
/kan.dran/kendaraan
kanöt
/ka.nʌt/wadah yg digunakan untuk memasak nasi atau air, biasanya terbuat dari tanah, besi, atau tembaga; periuk
kanöt boh sunti
/ka.nʌt bɔh sun.ti/wadah yg berfungsi sbg tempat untuk meletakkan bumbu
kanöt sira
/ka.nʌt si.ra/wadah untuk meletakkan garam
kap
/kap/gigit
kap igo
/kap i.go/1 menggigit gigi
kap igo
/kap i.go/2 ki memberanikan diri
kapai
/ka.pay/kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut, sungai, dan udara, terbuat dari kayu atau besi
kapai haji
/ka.pay ha.ji/kapal penumpang yg khusus digunakan untuk mengangkut jemaah haji (pada masa lalu di Aceh melalui pelabuhan Labuhan Haji, Aceh Selatan)
kapai laôt
/ka.pai la.ot/kapal laut
kapai phö
/ka.pai phʌ/pesawat
kapai-kapai inggréh
/ka.pay-ka.pay iŋ.greh/permainan kapal-kapalan dr kain sarung dsb yg dapat menutupi badan sambil berjongkok, terdiri atas 5-6 pemain, pemain pertama harus menebak satu per satu lawan yg bersembunyi di bawah kain sarung, boleh menggunakan bantuan tiga pertanyaan untuk mengenali suara tokoh, pertanyaan pertama pu kapai nyo? kapai Inggreh (kapal apa ini? kapal Inggris), pertanyaan kedua, peu jipeuding? ate tapeh (membawa apa? tapis) dan pertanyaan ketiga, ci kuuk sigo! kuuuuk uk (coba berkokok sekali! kuuu uk), penebak tidak harus menggunakan ketiga bantuan, sepanjang sudah yakin pd tebakannya
karawang lembut
/ka.ra.waŋ ləm.but/motif yg bersumber dari bagian pola ukiran pada rumah adat Aceh, bentuknya dibuat geometris, bidang-bidangnya diisi oleh pola atau garis horizontal membentuk ritme yg terpadu dng pengisian warna khas masyarakat Aceh, dicampur juga dng ornamen sulur dan simpul, serta ornamen adat untuk memenuhi dasaran batik geometris tersebut
kareung igo
/ka.rɯŋ i.go/karang gigi
kareung igo
/ka.rɯŋ i.go/karang gigi
kasè
/ka.sɛ/lihat budung (istilah kasè biasa digunakan di Aceh Barat dan Timur)
kasè keulam
/ka.sɛ kɯ.lam/ikan laut dng mata yg besar, berwarna abu-abu, dan memiliki banyak sisik, panjangnya sekitar 10 cm
kasè keulam bulat
/ka.sɛ kɯ.lam bu.lat/ikan laut dng bentuk tubuh bulat, berwarna abu-abu, dan panjang sekitar 10 cm
kasè keulam lipéh
/ka.sɛ kɯ.lam li.peh/ikan laut dng mata yg besar, bentuknya pipih, berwarna abu-abu, dan memiliki banyak sisik, panjangnya sekitar 10 cm
kasè minyeuk
/ka.sɛ mi. ɳɯ?/ikan laut berwarna agak kekuningan, panjangnya sekitar 10 cm, kalau dijemur keluar minyak dari tubuhnya
kasè subang malim
/ka.sɛ su.baŋ ma.lim/ikan laut, memiliki janggut sekitar 2 helai, tergolong ikan kecil dng panjang sampai 10 cm, warnanya abu-abu, biasanya dijadikan ikan asin
kaso
/ka.so/alas tidur yang terbuat dari kain atau plastik, berisi kapuk, karet busa, dan sebagainya; kasur
katè nilam
/ka.tɛ ni.lam/alat penyulingan daun nilam, komponennya terdiri dari drum yg dibuat dari seng plat dilengkapi dng pipa yg dipanasi dng api, digunakan untuk membuat minyak nilam
katéng bu
/ka.teŋ bu/tempat nasi terbuat dari anyaman bambu atau rotan; boboko
katéng pade
/ka.tɛŋ pa.de/wadah berbentuk lurus untuk menampung padi
katheuk
/ka.thɯ?/lihat gatheuk.