Selamat datang!

alat untuk penerang; pelita; lentera; lampu

lampu

lampu yg menggunakan tabung logam atau kaleng susu sbg tempat minyak, bersumbu kain perca atau benang sumbu, tidak menggunakan pelindung tabung kaca sbg penutup nyala api

ureung jameun geumureuno ngön –

‘orang jaman dulu belajar dengan –’

lampu yg terbuat dari bahan kuningan bermotif ukiran canek awan serupa pilar menara masjid, digunakan sbg penerang pd rumah Aceh dan balai pengajian pd zaman dahulu, sudah ada sejak abad ke-18 M

lampu yg menggunakan tabung kaca sbg penutup nyala lampu; lampu semprong; teplok

lampu tujoh mata digunakan pd acara mano pucôk

lampu yg digunakan untuk penerangan di dapur waktu bekerja pd malam hari

loteng

pisau yg lebih besar dp pisau dapur, tetapi lebih pendek dp pedang, digunakan untuk membelah atau memotong; golok

geujak u lampoh geume –

‘dia pergi ke kebun membawa --’

parang yg matanya melengkung, digunakan untuk kegiatan di sawah (biasa digunakan oleh petani)

lubang panjang di tanah tempat aliran air; selokan; parit

ikan pari; Aetobatus narinari

mengusir burung pipit di sawah yg memakan padi

ta jak u blang bek tuwö ta – mangat jeut pade lagak lagoina

‘pergi ke sawah jangan lupa – agar padi utuh dan bagus’

bekas luka pd tubuh manusia yg sudah sembuh, biasanya ada bekas pd kulit; parut

1 pundi-pundi, saku, tempat membawa sesuatu (belanjaan dan sebagainya) yg terbuat dari kain, plastik, dan sebagainya; kantung

2 alat yg digunakan untuk tempat menampung ikan yg diikat pd pinggang atau tangan, dibuat dari rotan atau upih pinang, berbentuk bulat atau kerucut

adik ipar

1 tempat orang berjual beli; pasar; pekan; los

2 hal; perkara; pokok pembicaraan

3 bagian dr bab, artikel; pasal

pasar ikan

pasar sayur

lorong pd rumah Aceh yg menghubungkan tangga depan sampai tangga belakang

pantai

perhiasan yg biasanya diletakkan di dahi wanita, bentuknya seperti mahkota, terbuat dari emas atau perak yg disepuh emas, terbagi tiga bagian yg dihubungkan dng engsel, di bagian depan tertulis kaligrafi Arab dng tulisan Muhammad yg disebut motif bungong kalimah

pimpinan kapal ikan yg memberikan komando atau perintah selama proses dan aktivitas pencarian ikan di laut, juga bertindak sebagai nakhoda kapal:

— geumè bôt i laôt ‘pawang bot menakhodai bot di laut’

seseorang yg bertugas menjaga daerah hutan

lihat ABEUK

jaring yg bentuknya spt pukat, dipasang di laut lepas yg ditarik ke pantai:

bôt KM Cama Putéh teungöh i labôh

— ‘bot KM Camar Putih sedang menarik jaring’

makanan dibungkus dng daun pisang, kemudian dikukus atau dipanggang; pepes; pais

Ta pajoh bu ngön – that mangat

‘makan dengan ikan – sangat enak’

ikan aneuk lheu yg dipepes, dimasak menggunakan bumbu asam sunti:

Wak Mah geutagun

‘Wak Mah memasak pepes gembung kecil’

bilis atau teri basah yg dipepes menggunakan bumbu utama asam sunti

telur ikan yg dipepes: bak warông Pak Usman tip uro na — ‘di warung Pak Usman, setiap hari tersedia pepes telur ikan’

udang yg dipepes:

— nyo kureung sira

‘pepes udang ini kurang garam’

alat pelindung badan supaya tidak terkena panas matahari atau hujan, biasanya dibuat dari kain atau kertas diberi tangkai dan dapat dilipat-lipat, dan ada juga yg dipakai sebagai tanda kebesaran

tapeuna – seugolom ujeun nyan leubèh göt

‘sedia payung sebelum hujan lebih baik’

2 payung yg digunakan sbg perlengkapan pd acara perkawinan, turun mandi, kematian, dan sunat rasul

menghancurkan es batu sekecil-kecilnya dng menggunakan beroti:

aneuk bôt teungöh ji— batè

‘anak buah kapal sedang menghancurkan es batu’

pulpen

menggemburkan tanah di sekeliling pohon hingga membentuk gundukan

1 memperkenalkan aneka rasa (biasanya manis, asam, asin, dsb) kpd bayi pd upacara turun tanah dng cara mengoleskan cairan dng ujung jari ke lidah bayi untuk pertama kali

adek lon singoh geu – dih

‘adikku besok --’

2 tradisi mencicipkan rasa kpd bayi saat berumur 44 hari

ikan kembung yg diasinkan atau diawetkan dng penggaraman tanpa pengeringan;

peda: eungkot masen – hana geuadè

’ikan asin peda tidak dijemur’

mengasapi ikan

pedang yg terbuat dr bahan kayu dan besi, milik tentara marsose Belanda yg digunakan oleh pasukan kolonial dalam perang melawan pejuang Aceh, sebagian pedang ini berhasil direbut oleh pejuang Aceh dalam perang tersebut

senjata berbentuk parang dng ukuran yg panjang digunakan untuk menyerang dng cara menusuk, menetak atau mencincang; pedang

panglima prang kageumat --

‘panglima perang memegang --’

pedang khas Aceh Tenggara

pedang yg terbuat dr besi tuangan yg asalnya dari Spanyol, gagangnya terbuat dr kayu dng motif pd mata pedang spt daun lontar dan terukir motif pucok reubong dan talo puta dua, sarungnya terbuat dr kayu yg dibalut dng kulit kambing/ domba, biasanya dipakai oleh para pengawal istana raja, juga dapat dipakai oleh serdadu biasa yg akan berangkat menuju medan perang melawan musuh penjajah, sudah ada sejak abad ke-17 M

pedang yg berbentuk memanjang seperti daun tebu, berukuran lebih kecil dp peudeung ôn jôk

pedang tradisional Aceh berbahan besi, kayu, dan rotan, digunakan pd masa agresi perang Aceh dalam melawan penjajah ketika mempertahankan kedaulatan tanah air, sudah ada sejak abad ke-18 M

pedang yg berbentuk tebal dan gagangnya terbuka tetapi lebih kecil dari peudeung ulѐ tapak guda