Kamus Bahasa Aceh
beurijuk balѐ
/bɯ.ri.ju? ba.lɛ/burung trucuk berwarna kuning yg dapat menirukan suara
hana sengap-sengap babah nyan, peureuseh lage --
‘tidak bisa diam mulutnya, persis seperti burung trucuk kuning’
beurijuk breuh
/bɯ.ri.ju? brɯh/burung trucuk yg memiliki bagian berwarna putih di dekat mulut; burung trucuk beras
beurijuk nipah
/bɯ.ri.ju? ni.pah/burung trucuk yg hidup di pohon nipah atau dekat laut; burung trucuk nipah
beuringèn
/bɯ.ri.ŋɛn/pohon besar yg tingginya mencapai 20–35 m, berakar tunggang, dari cabang-cabangnya keluar akar gantung, daunnya kecil berbentuk bulat telur yg meruncing ke ujung dan rimbun dng tajuk berbentuk payung, buahnya kecil, bulat, dng permukaan halus (Ficus Sp.)
beringin beuleuhuen’ iyub bak – biasajih na burong
‘hati-hati, dibawah pohon beringin biasanya ada hantu’
beurugi
/bɯ.ru.gi/alat yg terbuat dari tanduk kerbau yg dibentuk sedemikian rupa digunakan dng cara ditiup sbg isyarat untuk memanggil orang (dalam perang) supaya berkumpul pd tempat tertentu
beutéh
/bɯ.ʈeh/bagian kaki antara lutut dan pergelangan kaki, di belakang tulang kering; betis:
rok teuplah bek deuh – , aurat nyan
‘belahan rok jagan sampai memperlihatkan --, itu termasuk aurat
beuténg
/bɯ.ʈeŋ/1 padi yg baru mengeluarkan bijinya, kira-kira dua bulan lagi siap dipanen, padi yg mulai berisi (dara)
beuténg
/bɯ.ʈeŋ/2 kondisi perut yg penuh; begah
bho
/bhɔ/alat (perkakas) berupa batang besi bulat spiral untuk menggerek kayu (besi dan sbgnya) atau menggali lubang dsb; bor; jara
hanjeut ta peuruhung ngon sikin nyo, suah pakek –
‘tidak bisa kita bolongkan dengan pisau ini, harus pakai bor’
bhoe
/bhɔə/bor
bhôi
/bhoy/kue berbahan tepung terigu dan telur, berbentuk ikan, bunga, dsb, digunakan sbg salah satu pelengkap penganan tradisional dan oleh-oleh khas Aceh
uroe raya bek tuwoe dengan kue bhôi
‘hari raya jangan lupa dengan kue bhôi’
bi
/bi/mengulur benang (pancing, layang-layang)
bi
/bi/ornamen yg terdiri atas kain, benang emas, dll. yg digantung di dinding pelaminan atau tempat tidur penganti
bi
/bi/ubi kayu (Manihot esculenta)
bibi
/bi.bi/1 tepi (pinggir) mulut (sebelah bawah dan atas); bibir
bibi
/bi.bi/2 tepi sesuatu
– sungai kayab itimoh bak --, leupah brat saket
‘sariawan tumbuh tepat di --, sakit sekali’
bidan peungantѐn
/bi.dan pɯ.ŋan.tɛn/orang yg betugas mengurusi pengantin; merias dan menyiapkan perlengkapan pengantin
kiban cara nyo, – hana trok lom, jeum ijak laju
‘bagaimana ini, perias pengantin belum datang, waktu terus berjalan’
bidôk
/bi.do?/perahu kecil terbuat dari kayu, tidak berlayar, dipakai untuk menangkap ikan atau mengangkat barang-barang di sungai; biduk
bijèh padé
/bi.jɛh pa.de/bibit padi yg sudah disemai dan siap untuk ditanam
bijo
/bi.jɔ/orang yg makannya terlalu sedikit dan pemilih:
menyo – that han meujan teumbon droteuh
‘kalau – sulit untuk gemuk, Anda’
biléh
/bi.leh/bilis
biléh bu
/bi.leh bu/bilis kecil yg berukuran seruas jari, berwarna putih
biléh bungöng
/bi.leh bu.ŋoŋ/bilis yg panjangnya sekitar 3-6 cm, berwarna putih, ada garis hitam di tengah badan (istilah ini biasa digunakan di daerah Aceh Barat)
biléh itam
/bi.leh i.tam/lihat biléh labang (istilah ini biasa digunakan di daerah Lhokseumawe)
biléh kuréng
/bi.leh ku.reŋ/bilis berwarna kehitaman, panjangnya sekitar 5 cm (istilah ini biasa digunakan di daerah Aceh Besar)
biléh labang
/bi.leh la.baŋ/lihat biléh kuréng
bilék
/bi.le?/ruang bersekat yg menjadi bagian rumah atau bangunan; bilik; kamar
lon han ek saboh – ngon si Intan
‘saya tidak satu – dengan Intan’
bilék
/bi.le?/kamar
bilék
/bi.le?/kamar
bilék ie
/bi.le? iə/kamar mandi
bili
/bi.li/kulit bambu yg dikupas kulit arinya
biliek
/bi.liy?/perih di mata karena terkena asap sehingga berair
binèh kuala
/bi.nɛh ku.wa.la/pinggiran muara di bagian sungai atau laut
binèh laôt
/bi.nɛh la.ot/pinggir pantai
bing
/biŋ/binatang yg hidup di pantai, rawa, atau sawah, berkaki sepuluh, dua di antaranya berupa capit yg tajam, punggungnya keras berwarna hijau kehitam-hitaman (Scylla serrata); kepiting
bing bangka
/biŋ baŋ.ka/kepiting air yg hidup di akar pohon bakau, berukuran besar, cangkangnya berwarna hijau kehitaman dan capitnya berwarna merah, disebut juga bing u
bing batè
/biŋ ba.tɛ/kepiting yg tidak memiliki banyak daging, tidak boleh dimakan karena menyebabkan pusing
bing bintang
/biŋ bin.taŋ/kepiting berwarna coklat dng lebar cangkang sekitar 10 cm, memiliki tiga bintik hitam
bing cakah
/biŋ ca.kah/kepiting yg mirip bing bangka berukuran lebih kecil
bing kông
/biŋ koŋ/kepiting darat yg cangkangnya berwarna merah dan ungu dan capitnya berwarna kekuningan, membuat sarang atau lubang di tanah
bing pô
/biŋ pho/kepiting kecil berwarna warni, berukuran sebesar jempol, salah satu capitnya besar, matanya seperti antena
bing putéh
/biŋ pu.teh/kepiting yg dimasak dng kuah santan kental dan bumbu halus tanpa kunyit dan cabai; kepiting masak putih
bing rama
/biŋ ra.ma/kepiting kecil berwarna putih yg banyak di pinggir laut, dikenal juga rama atau bing sirama:
binèh pasi le that
‘di tepi pantai banyak bing rama’
bing ranjungan
/biŋ ran.ju.ŋan/kepiting laut berkaki panjang, cangkang berbintik merah dan putih, hanya hidup di air, dan dapat dimakan (Portunus pelagicus); rajungan
bing sira
/biŋ si.ra/kepiting berukuran kecil yg hidup di pematang tambak; kepiting garam
bing tumèh
/biŋ tu.mɛh/kepiting yg dimasak dng cara ditumis
bingkang
/biŋ.kaŋ/kue yg terbuat dari ubi atau tepung, dimasak dng bara api atas bawah, biasanya disajikan dng taburan bawang goreng di atasnya
bingkéh
/biŋ.keh/membungkus, menyita, dan menguasai suatu harta benda
bingkéng
/biŋ.keŋ/dipengaruhi oleh temperamen, mudah marah; temperamental
bintang
/bin.taŋ/bintang